Monday, December 30, 2019

Catatan dari Aku untuk Aku


Beberapa perasaan emang ada yang ga bisa dipaksakan. Ketika lagi sedih tapi kita sering kali berpura-pura harus terlihat bahagia. Ga bisa seperti itu untuk Hati, ga bisa. Ga baik. Kita manusia harus bisa menunjukan apa yang kita rasakan sebenarnya.
 Semesta mungkin belum adil untuk orang yang harus melakukan hal seperti itu,
Percayalah, Itu berat. Siapapun kamu yang membaca tulisan ini dan kamu merasakan yang aku tuliskan ini, kalian luar biasa, kalian kuat, Hebat.
 Kaya lagi di hadapin sama hal buruk yang serem. Stop dulu kenapanya. Bingung jawabnya. Ya karena memang ga semua hal yang lagi dirasain perlu dijelasin. Hanya karena kamu lihat langit begitu cerah, bukan berarti tidak akan turun hujan.
Ga ada yang meminta seperti ini, andai bisa sesederhana itu aku bisa untuk terus melangkah, meraih semua mimpi-mimpiku, bertemu dengan berbagai alur hidup sampai nanti bisa bertemu cahaya. Cahaya yang bener-bener terang karena sinarnya itu berasal dari kita sendiri.
Berharap ada yang bermakna dari yang dijalanin sekarang. Kadang ingin sekedar mampir atau singgah ke planet lain selain bumi. Merkurius misalnya. Oke tapi gajadi. Bukan karena hidup dibumi itu menyenangkan, bukan karena di bumi itu Serba ada, Tapi karena di Merkurius belum ada Mie Instan kuah Soto.

Sudah berkali-kali diusahakan, sudah begitu keras, bahkan tak putus-putusnya doa sudah dilangitkan, tapi karena Tuhan masih bilang belum saatnya. Tapi, kita manusia harus tetap percaya sama Kekuatan doa. Kalo kita minta sama Tuhan dengan memohon mengangkat kedua tangan kita, Tuhan pasti akan mengabulkan, karena Tuhan malu menolak permintaan hambanya yang tulus. Itu hanya perkara waktu.
Apapun yang diusahakan kalau melibatkan tuhan, pasti berujung baik. Tapi kita juga manusia biasa bisa Rapuh, bisa sedih, bisa bahagia, bisa nangis bahkan ngerasa kesepian.
Rasanya sudah begitu hambar dengan kata dan kalimat klise yang selalu digemakan, katanya "Hadapi masalah dengan senyuman" "udah tinggal senyumin aja lagi"  
Sudah begitu sering pola pikir diberi makan dengan hal-hal yang seolah masalah bisa langsung lenyap setelah senyum disimpulkan, seolah masalah bisa hilang begitu saja hanya dengan kata-kata bijak dari sang motivator yang penuh retorika. Positive vibesnya bukan membuat diri jadi lebih kuat, justru seolah rentan menjadi lemah dan cengeng, bahkan menggampangkan.

Kata hati "Sudah gapapa, tinggal senyumin aja. Nanti masalah beres"
Realitanya, ternyata nggak semudah itu. Kita harus cukup realistis : "Bahwa masalah-masalah yang ada itu nggak cukup dengan senyuman, dan nggak cukup dengan kata-kata bijak yang hiperbola. Masalah yang ada harus dihadapi dengan cara menghadapi, harus diselesaikan dengan cara menyelesaikan, dengan apapun itu. Dan setiap orang punya caranya masing-masing, entah apapun itu"

Usaha yang belum menuai hasil,kerja keras yang bahkan belum menemukan kepuasan, mimpi yang hanya sekedar mimpi tanpa perwujudan. Rasanya malas sekali untuk membuat resolusi yang seolah sekedar euforia tahunan. Tapi, mengingat banyak hal baik yang gak terduga, tidak ada salahnya untuk kembali menuliskan resolusi sebelum halaman 1 pada 2020 dimulai.
Kayaknya 2019 harus bisa dimaafin dan diperbaiki, karena beberapa hal emang ga bisa selalu sama seperti halaman pertama dimulai, apapun yang terjadi kemarin, kita punya jeda untuk istirahat dan Pulang 
Tidak terwujud di 2019, semoga hal baik selalu memihak di 2020.
Sekian.
Salam sayang🖤🖤


Catatan dari Aku untuk Aku

Beberapa perasaan emang ada yang ga bisa dipaksakan. Ketika lagi sedih tapi kita sering kali berpura-pura harus terlihat ba...