Monday, April 29, 2019

Mengenal P I L U

Di sore itu, bersama semua rasa pilu ku ikhlaskan kepergianmu.
Kamu sudah pada pilihan hatimu,tapi entah kenapa hatiku masih saja memilihmu.

Kata merelakan itu bukan seperti membalikkan telapak tangan,Mengertilah. Ini tak mudah.
Sejak hari itu, aku belajar menabahi kepiluanku. Sebab aku sadar, perasaan itu kian memudar.
Kita berada dalam situasi yang sudah berbeda. Berbahagialah dengan nya, aku baik-baik saja. Kamu tak perlu mengkhawatirkan perasaanku. Urus saja bahagiamu itu. Aku sudah lelah merasakan pilu ini.

Aku berusaha untuk terlihat biasa saja diantara pertemuan kita, meskipun sebenarnya luka yang tak kunjung sembuh ini malah terasa semakin perih didada.
Maka biarkan aku untuk semakin berjarak denganmu. Aku menghapus semua kenang diantara kita. Seolah semuanya tak pernah terjadi dan tak pernah ada.
Biarlah ku tenangkan rasa sedihku sendirian. Kau tak perlu lagi hadir, menjauhlah dariku. Mungkin, aku akan terbiasa setelah tidak lagi bersama.

Aku tengah berusaha menemukan siapa diriku, dimana seepihan hatiku, dan kapan harusnya aku berhenti berharap pada perasaan yang kini telah dihuni orang lain.
Beri aku waktu untuk menemukan diriku yang dulu. Sebab, aku kehilangan diriku setelah pilu ini datang menyambutku.

Pada tatapan teduhmu kala itu, aku menyimpan banyak pilu yang tak mampu ku suarakan padaku.
Bahkan untuk ku tuliskan saja aku tak memiliki satu kata pun untuk menggambarkan perasaanku.
Saat ini, aku hanya ingin memeluk tabah, ingin bersahabat dengan Ikhlas.
Aku gundah dan bahkan kehilangan arah.
Sebab yang memilih hilang dan tak akan kembali pulang hanya meninggalkan luka dan kenang yang terkekang.

@cntkrain2_

Wednesday, April 17, 2019

MENATA HATI

Lagi difase cape tapi ga ada tempat untuk beristirahat.

Aku hanya mencoba merapikan kepingan hati yang kemarin sempat luluhlantak.
Menata kembali seperti semula.
Tapi tetap saja, semua yang pernah ada tak bisa hanyut begitu saja,
semua pernah menjadi yang berarti.

Tenang saja,kini aku sedang menghanyutkan semua nya sesuai permintaan mu yang inginnya dilupakan.
Bukan karena kata melupakan itu mudah,
tapi ya mau gimana lagi jika kamu inginnya dilepaskan.

Mungkin kamu bukan orang yang tepat,
Tapi aku tau kamu melakukan itu bukan karena hatimu sudah pada orang lain.
Sampai saat ini aku percaya, hati kamu masih untukku.
Kamu boleh mengelak, kamu boleh menyangkal tapi mata dan tutur katamu yang semakin meyakinkanku.
Perasaan yang masih tersimpan rapi yang telah disiapkan ternyata tak berpenghuni.

~sekian~

Sunday, April 14, 2019

AKU, KAMU DAN HUJAN DIBULAN APRIL

AKU,KAMU DAN HUJAN DI BULAN APRIL

Ini untuk pertama kalinya aku ngga suka hujan,
Ini untuk pertama kalinya disaat hujan aku kehilangan orang yang ku sayangi,
Dan ini mungkin untuk terakhir kalinya aku menikmati sore denganmu.

Apakah ini yang dinamakan kehilangan sebelum waktunya?
Kehilangan? Memilikinya saja belum sempat sudah ku bilang kehilangan.
Senyum itu masih tergambar jelas,
Semua perkataan yang masih teringat jelas masih terekam dengan baik dalam telinga.

Aku rindu,
Aku merindukan saat-saat dimana kita duduk berdua menikmati senja berdua,
Aku rindu dimana tatap matamu dengan teduhnya memandang ke arahku dengan penuh perhatian dan kasih sayang
Hal-hal kecil atau bahkan hal bodoh yang pernah kita lakukan bersama masih sangat membekas dan justru hal itu yang sedang ku rindukan sekarang.

Aku sempat berfikir "Apakah kamu sedang memberiku harapan?"
Ada yang berbeda dari cara kamu memperlakukan ku, dari cara kamu becanda dan bercerita denganku bahkan yang lain,
"Apa kamu juga seperti itu pada semua orang?"
Atau, aku yang berlebihan dalam merasa?

Kini aku duduk disebuah kursi dicafe yang biasa kita berbagi cerita.
Aku sendiri mencoba memahami perasaanku, mencoba menata hatiku kembali yang sempat menjadi kepingan dan ingin ku utuhkan kembali.
Sekarang aku tak bisa melihatmu. Bukan karena mata ku buta tapi karena memang kamu sudah ngga disini,
Kamu memilih pergi, meninggalkan kota ini bersama kenangan dan meninggalkan luka untukku.

Tapi tunggu dulu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu
Kemarin sebelum kamu pergi, aku sempat bertanya padamu "Kenapa kamu memilih pergi?"
Lalu kamu hanya menjawab "Karena ngga ada pilihan lain"
Kamu salah! Apa aku belum bisa dijadikan alasan agar kamu tetap bertahan disini?
Terus perasaanku gimana?
Semua hal yang sudah kita lewati, dan semua kenangan yang berhubungan dengan mu akan aku kemanakan?
Saat dengan entengnya kamu bilang "Lupakan saja semuanya"
Kamu tau? Melepaskan bukan berarti harus melupakan, karena apapun yang pernah hadir dalam hidup itu pernah menjadi yang sangat berarti bukan?

Dadaku sesak, hatiku gundah gulana, pikiranku kalut dan logikaku bimbang.
Perihal air mata,
Yang siap turun tanpa diminta
Yang terjun bebas tiap kali mendengar lagu-lagu yang biasa kita nyanyikan bareng,
Sering sekali buih-buih hangat itu membasahi bantal kesayanganku
Tersedu lelah sampai resah
Bukannya lemah,
Aku hanya masih ingin terus disampingmu,
Aku sama kamu. Dan kamu akan terus sama aku.

Sekarang atau nanti perpisahan akan tetap terjadi.
Satu kalimat yang masih saja terngiang ditelingaku saat kamu membisikkan "Aku pergi dan aku ga akan kembali"
Hatiku seakan terkena busur panah, tenggorokanku sakit sekali menahan tangis yang selalu ku redam jika berhadapan denganmu
Apapun alasannya, aku tetap membenci perpisahan

Hujan deras sore itu merintikkan luka yang dalam bagiku,
Kamu melangkah dengan tak mantap, kamu sempat menoleh ke belakang menatapku,
Sayangnya, aku tak bisa memaksamu untuk tetap tinggal,
Tadinya ku kira bahagia akan memihak pada kita tapi ternyata aku salah,
Sekeras apapun ku paksakan,tetap saja tak akan menjadi milikku.
Aku belajar menerima diri bahwa mungkin kamu bukan orang yang tepat.

Mungkinkah ini yang dimaksud rasa sayang? 
Muncul kecemasan yang membuatku ingin menangis saat mengingatmu yang membuatku tak terlalu nafsu makan.
Bagaimana nanti? Kapan bisa bertemu lagi? Apa mungkin ada harapan kita bertemu lagi?
Satu hal yang hingga sekarang aku masih berharap kamu akan kembali yaitu "selama masih ada kehidupan, berarti kita masih punya harapan"
Hati ini selalu cenderung berharap, namun hati ini juga lelah berharap karena memang lebih sering dikecewakan oleh harapan-harapan yang terlalu tinggi yang kita ciptakan sendiri.

Ada satu hal lagi yang ingin ku sampaikan
"Terimakasih untuk semuanya, menyayangimu aku mengenal kata-kata baru, dan karena menyayangimu aku mengenal Luka baru yaitu kehilangan sebelum sempat memiliki"

~Sekian~

Catatan dari Aku untuk Aku

Beberapa perasaan emang ada yang ga bisa dipaksakan. Ketika lagi sedih tapi kita sering kali berpura-pura harus terlihat ba...